Archive for Oktober 2015
Berawal dari Driver hingga Head of Regional JNE Jakarta
Satriadi
Head of Regional JNE Jakarta
BERKARIR di perusahaan besar dan ternama menjadi
cita-cita hampir setiap orang. Apalagi jika sampai karirnya terus naik dan
menduduki posisi penting. Namun, untuk menjabat posisi penting di sebuah
perusahaan besar, perlu pengorbabanan dan kesabaran dalam bekerja. Hal inilah
yang dialami Head of Regional Jakarta PT TIKI Jalur Nugraha Ekakurir (JNE)
Satriadi. Sebelumnya, pria yang akrab disapa Yadi ini menjabat Head of Regional
3 JNE Jawa Barat. Berikut wawancara singkat Sidongdang bersama pria yang akrab disapa Yadi belum lama ini.
Apa
yang memotivasi Anda bekerja atau bergabung dengan JNE?
Pada dasarnya di setiap langkah yang dibuat harus
berpestasi dibidangnya. Pekerjaan atau jabatan apapun haruslah berprestasi. Do it right for the first time, we doesn’t
always get a second chance. Saya melihat JNE perusahaan nasional yang didirikan
oleh anak bangsa yang memiliki prinsip untuk selalu berbagi kebahagiaan. Tagline JNE yaitu ”Connecting Happiness” menjadi salah satu motivasi dan inspirasi bagi
saya untuk selalu dapat menjadi bagian dalam proses menyampaikan kebahagiaan
kepada setiap orang.
Bisa
dijelaskan awal mula Anda berkarir di JNE!
Pada 1996, saya bergabung dengan JNE sebagai co. driver sela 6 bulan. Kemudian
diangkat menjadi driver. Saya juga pernah
ditempatkan di berbagai department seperti operational, sales & marketing, finance
& acconting, Plt (pelaksana tugas) kepala cabang JNE Batam dan Plt (pelaksana
tugas) kepala cabang JNE Kendari. Tahun 2001, saya diangkat sebagai kepala cabang
utama JNE Bandung sampai dengan tahun 2013, kemudian sampai dengan tahun 2015
sebagai head of regional 3 (Jawa Barat), dan saat ini saya menjabat sebagai head
of regional Jakarta.
Menurut
Anda, bisnis logistik ke depan akan seperti apa?
JNE optimistis dengan perkembangan bisnis logistik
ke depan akan terus maju di mana pemerintah juga mengambil langkah-langkah
serius dengan membangun berbagai infrastruktur di berbagai wilayah. Begitu juga
dalam hal regulasi yang terus dibenahi. Seluruhnya bertujuan untuk mengurangi
biaya logistik dan memperlancar rantai pasok ke seluruh Indonesia.
Pertumbuhan logistik ke depan juga akan semakin baik
dengan perkembangan e-commerce yang
pesat. Hingga saat ini, seiring dengan jumlah pengguna internet mau pun smartphone yang terus bertambah, e-commerce juga meningkat signifikan
walaupun perekonomian nasional sedang turun.
Selama
menjabat Head of Regional 3 Jabar, sudah sampai berapa peningkatan pertumbuhan
JNE Jabar?
Untuk saat ini kami belum fokus untuk men-generate persentase pertumbuhan.
Tantangan terdekat seperti MEA 2015 yang akan berlaku di tengah kondisi
perekonomian yang sedang turun.
Terobosan
apa saja yang anda buat untuk memajukan usaha ini?
Prinsip JNE untuk menjadi seorang visioner memacu
kami untuk selalu menciptakan inovasi dalam proses kerja seperti perbaikan system operational, perluasan jaringan,
pembagian daerah dalam skala besar dan terpusat, serta banyak hal lainnya.
Di
zaman serba internet, peluang apa yang bisa diambil atau dimanfaatkan?
Di bidang e-commerce,
JNE menjalin kerjasama dengan sebagian besar marketplace ternama di Indonesia. Selain itu JNE juga menjalin
kerjasama dengan lebih dari 200 produsen makanan khas daerah-daerah di
Indonesia melalui PESONA (Pesanan Oleh-Oleh Nusantara) untuk mendukung UKM
dengan membantu memasarkan produknya ke seluruh pelosok nusantara.
Seberapa
besar kontribusi e-commerce terhadap
bisnis logistic?
Saat ini, hampir 60 persen hingga 70 persen
pendapatan JNE berasal dari e-commerce.
Bagaimana
Anda menyikapi persaingan bisnis logistik?
Persaingan bisnis logistik tentu memotivasi JNE
untuk terus meningkatkan kinerja demi kepuasan pelanggan setianya dan terus
melakukan inovasi-inovasi agar selalu menjadi perusahaan jasa pengiriman
ekspres dan logistik terkemuka di Indonesia. Dengan banyaknya perusahaan
logistik, tentu membuka peluang kerjasama dan JNE mengutamakan menjalin
kerjasama dengan partner strategis sehingga melengkapi satu sama lain dan
menciptakan iklim usaha yang harmonis untuk menghadapi berbagai tantangan dalam
terus mendukung perekonomian nasional.
Bagi JNE kompetisi atau persaingan yang sehat justru
akan memberikan motivasi untuk melakukan berbagai inovasi dan meningkatkan
kualitas layanan, hal ini juga dapat berdampak pada meningkatnya daya saing
dari masing-masing perusahaan sehingga lebih kompetitif.
Sebagai
pimpinan regional, bagaimana cara Anda membina SDM?
Selain JNE sering mengadakan pelatihan dengan
mendatangkan pihak eksternal untuk meningkatkan kinerja karyawan, kami pun
sering mengadakan pembinaan secara rohani dan jasmani seperti kegiatan –
kegiatan amal, pengajian rutin, serta kegiatan – kegiatan olah raga. Selain itu
kita memiliki program untuk karyawan yaitu JNE muda, program tersebut bertujuan
untuk mengembangkan potensi karyawan JNE dengan memberikan beasiswa kuliah
gratis bagi karyawan yang telah lolos dari ujian seleksi.
Untuk mempertahankan kinerja dari tahun ke tahun
agar terciptanya inovasi di perusahaan maka setiap SDM menjalani assasemen
dilakukan oleh pihak internal dan eksternal yang disesuaikan dengan
masing-masing departemennya agar setiap pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
jobdesknya. Best Employe Award yang dilakukan setiap tahun oleh perusahaan
memiliki tujuan untuk memotivasi dan meningkatkan kinerja karyawan.
Apakah
JNE merasa terancam dengan munculnya bisnis antar jemput basis aplikasi smartphone seperti Go-Jek?
Sejauh ini tidak ada pengaruh langsung dengan
munculnya operator ojek yang beralih fungsi tersebut, karena model bisnis JNE
memiliki perbedaan. Pertama JNE mengoptimalkan gerai/ counter untuk mengumpulkan paket oleh konsumen yang akan
mengirimkan barang dan langsung bisa melakukan transaksi pengiriman serta
setiap barang yang dikirim dapat di trace
dan tracking status pengirimannya. Selain
itu, seluruh kurir JNE adalah karyawan perusahaan dan bukan tenaga kerja lepas
sehingga JNE selalu dapat memastikan akuntabilitasnya tetap terjaga.
Kebutuhan konsumen JNE pun berbeda, di mana kami
fokus dalam bidang ekspedisi yang menyediakan layanan kiriman dan status
pengirimannya jelas, baik dalam jumlah kecil atau pun besar dengan tujuan dalam
dan antar kota mau pun mancanegara. (fik)
Menyingkap Tabir Kutukan Keluarga Ockta
ADA pemandangan berbeda saat memasuki area Magic Corner di Trans Studio Bandung (TSB). Kolam air mancur di area tersebut disulap menjadi wahana baru bertajuk ”Halloween Nightmare, A Story of Octa.” Wahana ini disediakan TSB selama satu bulan untuk memeriahkan Halloween yang acap diperingati setiap Bulan Oktober.
Kengerian mulai terasa saat pengunjung masuk ke
dalam labirin tersebut. Aroma melati tercium sangat kuat sehingga membangkitkan
adrenalin.
Bagi para pemberani, wahana ini sangat cocok untuk
menguji sejauh mana menghadapi sergapan hantu-hantu yang tampak begitu nyata.
Namun, bagi pengunjung yang bernyali tempe, lebih baik mengurungkan niatnya
untuk memasuki labirin tersebut.
Para talent dibuat sangat maksimal dalam memerankan
karakterntya. Ceceran darah, make up
wajah seram, rintihan dan cekikikan bakal membuat nyali menciut.
Wahana ini sukses menyedot perhatian pengunjung TSB.
Sebuah labirin yang mengisahkan tragedy kutukan keluarga Ockta, seorang anak
bungsu pasangan dokter Henry dan Septa. Ockta memiliki kakak perempuan Naila
dan seorang nenek bernama Greeta (ibu dr Henry).
Kisah horor ini berawal jauh sebelum kelahiran
Ockta. Awalnya, keluarga ini merupakan keluarga bahagia yang memiliki kedudukan
tinggi. Kemudian, suatu hari ayahnya meninggal. Tidak ada yang mengetahui
alasannya, kecuali Greta. Ia tahu, dr. Henry meninggal karena kutukan tersebut
datang. Kutukan yang selalu datang kepada anak laki-laki pertama di keluarga
tersebut setiap bulan Oktober.
Kesedihan itu pun berganti menjadi kebahagiaan
setelah Henry bertemu dan menikah dengan Septa. Setelah melahirkan Naila,
seorang anak perempuan yang cantik, baik, dan penurut, mereka hidup bahagia
selama beberapa tahun, hingga suatu hari lahirlah Ockta, seorang anak laki-laki
pertama di keluarga kecil tersebut.
Ockta lahir dengan kondisi cacat mental, karena
keanehannya ia agak dijauhi oleh keluarganya. Melihat hal tersebut Greta, nenek
Ockta, justru menjadi semakin sayang kepada Ockta. Tak lama kemudian, Oktober
pun datang, dan tragedi mengerikan menimpa seluruh keluarganya.
”Puncak tragedinya itu, Greta akhirnya membunuh
Henry untuk memberi makan Ockta, dan tetap menyembunyikan kutukan itu. Lalu,
Septa dan Naila juga akhirnya memutuskan bunuh diri karena tidak tahan selalu
diganggu oleh Ockta,” jelas konseptor Halloween
Nightmare, A Story of Octa Deni. (fik)
Posted by Opik Jargon
Belajar Melatih Hewan Pintar untuk Pentas
Hanya Nurut sama Dua Orang
AKSI
hewan pintar, seperti lumba lumba, burung kakak tua, musang, beruang dan
lain-lainnya selalu menghibur siapa saja yang menyaksikannya. Kelihaian hewan-hewan
ini dalam mengikuti perintah pelatih membuat penonton terpukau. Tapi, tahukah
Anda, jika melatih hewan itu tak semudah yang disaksikan saat pentas?
Sang pelatih hewan pintar Haryadi menuturkan,
melatih hewan memerlukan kesabaran dan keuletan. Pasalnya, naluri hewan sangat
sensitif. Biasanya, hewan hanya akan turut pada satu atau dua orang saja.
